Jumat, 17 Mei 2013

One Direction Bahas Album Baru 'Rock' dan Tur Dunia 2014



One Direction mengungkap dua kabar menarik bagi Directioners. Selain konfirmasi soal album baru, 1D juga akan menggelar untuk pertama kalinya tur dunia stadium. 

"Jawabannya adalah 'Iya'. Akan ada album baru dan kurasa musiknya berunsur rock," kata Louis Tomlinson saat jumpa pers di Wembley Stadium, London, Kamis (16/5). "Musiknya edgy dan berkembang, sama seperti kami. Kami sudah menulis banyak lagu," kata Liam Payne. 

Judul ataupun rencana rilis album ketiga setelah "Up All Night" (2011) dan "Take Me Home" (2012) ini masih dirahasiakan. Sementara itu untuk tur bertajuk "Where We Are Tour" itu akan dimulai di Estadio El Campin, Bogota, Kolombia, 25 April 2014. 

Dalam situs resmi, 1D mengumumkan jadwal tur yakni 8 tempat di Amerika Latin, 1 di Irlandia dan 4 tempat di Inggris Raya. Penjualan tiket dari masing-masing lokasi konser itu akan dimulai pertengahan Mei dan Juni mendatang. 

"Kami merasa sangat antusas mengumumkan tur dunia stadium di 2014," kata Niall Horan. "Kami telah tiga tahun bergabung sebagai boyband, jadi tampil di hadapan 65 ribu fans dalam semalam akan sangat luar biasa." 

"Sangat penting bagi fans untuk tahu kalau ini akan menjadi tur yang berbeda," ujar Harry Styles. "Kami menginginkan panggung yang lebih besar dengan banyak lagu baru. Ini akan menjadi tur yang sangat berbeda dan pastinya menyenangkan."


source: wowkeren.com

Jumat, 10 Mei 2013

Mengikuti Jejak Sir Alex Ferguson, Itu Tantangan Sebenarnya



Di sepakbola, sering seorang pelatih meninggalkan jabatannya dengan menyimpan 'dendam', dengan didepak oleh manajemen yang tidak sabar atau frustrasi karena tidak memberi kesuksesan. Dalam hal itu, standar yang ditetapkan akan cukup rendah untuk pelatih baru yang datang menggantikannya: cukup melakukan yang lebih baik dari pendahulunya yang gagal. Tetapi ketika pelatih yang keluar adalah pelatih yang sukses, maka tugas berikutnya bagi penggantinya akan jauh lebih rumit.

Dan ketika pelatih yang keluar adalah sosok yang amat sangat sukses seperti Sir Alex Ferguson, yang tidak hanya mampu merengkuh 38 trofi dalam 26 tahun, tetapi juga mampu mengubah klub daerah menjadi sebuah merek global, sebuah institusi sepakbola internasional yang kuat, maka tantangan bagi suksesornya sungguh mengerikan.

Yang menakutkan juga, meskipun di sepakbola Inggris belum ada yang pernah menggantikan sosok pelatih yang terlalu sukses seperti Sir Alex, sejarah menunjukkan bahwa pelatih top tersebut dapat memberi bayang-bayang yang cukup untuk memudarkan kepercayaan diri dan ambisi para suksesornya, bagaimanapun berkualitas dan termotivasinya sosok yang menggantikan.

David Moyes sudah diperkirakan akan menjadi pilihan untuk menjadi suksesor Sir Alex. Difavoritkan oleh rekan-rekannya, Moyes sudah lama dikagumi karena karya dan konsistensinya di Everton, dan diyakini mampu membawa stabilitas dan rencana jangka panjang ke Old Trafford, serta fokus pada pemain muda, membeli pemain dengan bijak dan menerapkan sepakbola menyerang. Dia akan membutuhkan semua kemampuan itu dan yang paling penting adalah terus mengoleksi gelar juara.

Dia juga memerlukan kekuatan karakter dan kepercayaan diri untuk tidak gentar dengan warisan Sir Alex kepadanya.

Suporter United yang lebih tua akan mengingat dengan merinding bagaimana kesuksesan tim salah ditangani ketika Sir Matt Busby meletakkan jabatannya pada 1969. Salah satu suksesornya, Wilf McGuinness, yang masih berusia 31 tahun saat itu, tampak mustahil keluar dari bayang-bayang Busby. McGuinness hanya bertahan 18 bulan sebelum akhirnya United memanggil kembali Busby ke kursi panas. Dan ketika Busby, yang memilki mengoleksi lima gelar liga, dua Piala FA, dan satu gelar Eropa dalam 23 tahun, kembali mundur, Frank O'Farrell yang sebelumnya cukup sukses, juga gagal memenuhi ekspetasi.

Degradasi dan kembali ke kasta tertinggi sebagai juara Divisi kedua menyusul di bawah asuhan Tommy Docherty yang memenangkan Piala FA tahun 1977, kemudian datang Ron Atkinson pada 1983 dan 1985, masa-masa itu adalah rangkuman pencapaian United di antara rezim Sir Matt dan Sir Alex.

Beberapa puluh kilometer dari Old Trafford, yaitu Anfield, terdapat sosok Bill Shankly yang disebut sebagai sosok yang mirip dengan Busby sebagai pelatih yagn paling populer di sepakbola dalam 15 tahunnya bersama Liverpool, di mana ia membawa The Reds promosi ke kasta tertinggi dan kemudian meraup banyak gelar juara. Dia melakukannya dengan kecerdasan taktik dan ketangguhan tim, ia sangat menyatu dengan tim sampai ia menjatuhkan bom ketika memutuskan untuk pensiun pada 1974, orang-orang pun cemas memikirkan apakah Liverpool akan tetap sukses. 

Tetapi dia telah mempersiapkan suksesornya dengan baik dari ruang Anfield sendiri, dan Bob Paisley maju menggantikan dirinya tanpa menghentikan tradisi juara dan terus menciptakan rekor yang bahkan melebihi Shankly. Faktanya, dominasi Liverpool terus berlanjut hingga dua pelatih berikutnya, yaitu Joe Fagan dan Kenny Dalglish, meskipun kebiasaan meraih gelar juara mulai mengering pada tahun 1990.

Meski Paisley meraih sukses, bagaimanapun juga, bayang-bayang Shankly membawa Liverpool dalam masalah. Shankly cepat menyadari bahwa dia terlalu cepat pensiun dan berusaha untuk tetap terlibat di dalam klub. Dia akan muncul di sesi latihan tim, namun akhirnya ia berhenti melakukannya ketika ia merasa kedatangannya tidak disukai. Dan hubungan dirinya dengan Liverpool menjadi semakin memburuk, bahkan ia kemudian mengatakan bahwa dirinya lebih disambut di Everton dan di Manchester United daripada di klub yang telah ia bangun. Tetapi Liverpool merasa mereka harus 'move on'. Shankly adalah sosok yang luar biasa tetapi terlalu berkuasa, dan sekarang adalah tim milik Paisley.

Beberapa pekan sebelum mundurnya Shankly, Don Revie meninggalkan Leeds United untuk menjadi pelatih timnas Inggris. Revie telah mengangkat Leeds dari kasta kedua ke puncak Liga Inggris, dengan kesuksesan besar dalam domestik dan di Eropa. Sebelum dia, klub Yorkshire tersebut tidak pernah meraih juara dan tidak memiliki target. Di bawah Revie, Leeds berubah menjadi tim yang paling ditakuti. Sebenarnya mereka mampu meraih trofi dua kali lebih banyak, tetapi mereka kerap tersandung di partai puncak.

Bagaimanapun juga, 'The Don' menjadi kepala keluarga di Elland Road, dan kepergiannya meninggalkan lubang yang tidak pernah bisa ditambal. Pelatih penggantinya – Brian Clough, Jimmy Armfield, Jock Stein, Jimmy Adamson, Allan Clarke, Eddie Gray, Billy Bremner – mencoba dan gagal meniru kesuksesan Revie sebelum Howard Wilkinson membawa mereka promosi dan meraih gelar terakhir di kasta tertinggi liga Inggris. Masa Wilkindon dan masa singkat di bawah David O'Leary menjadi sedikit obat rindu fans Leeds akan era Revie.

Musim panas 1974 juga menjadi saksi mata pensiunnya manajer berkualitas lainnya, Bill Nicholson di Tottenham. Skuat Spurs 1960-61 yang meraih double winners diingat sebagai salah satu tim terbaik di Inggris, dan dia kemudian mampu meraih dua Piala FA, Piala Winners, Piala UEFA dan dua Piala Liga ke White Hart Lane. Dia menetapkan standar untuk meraih sukses di Tottenham, dan 18 pelatih setelahnya gagal menyamai prestasinya. Hanya Keith Burkinshaw (dua Piala FA dan Piala UEFA) yang mampu mendekati.

Mencuatnya rival derby London Utara antara Tottenham dan Arsenal, terhitung dari penunjukkan Herbert Chapman sebagai pelatih The Gunners pada 1925. Chapman yang memiliki visi luas membawa timnya meraih gelar juara pertama dan membuat Arsenal mulai dipandang di London. Kematian mendadak sang pelatih pada 1934, tidak menghentikan dominasi Arsenal ketika direktur George Allison menjadi suksesor, meskipun ia lebih sering menyerahkan urusan tim kepada mantan pemain, Tom Whittaker dan Joe Shaw. Trofi terus berdatangan, termasuk usai perang ketika Whittaker menjadi pelatih secara resmi.

Tetapi setelah kematian Whittaker pada 1956, pelatih seperti Jack Crayston, George Swindin dan Billy Wright, semuanya gagal mengembalikan Gunners ke puncak kejayaan, dengan kesuksesan Chapman dilihat sebagai beban oleh skuat Arsenal pada saat itu. Itu tidak dapat dihindari, patung Chapman di lorong masuk Highbury menjadi pengingat harian kepada pelatih Arsenal atas apa yang diharapkan darinya.

Pelatih Billy Wright saat bermain di Wolverhampton Wanderers adalah Stan Cullis, sosok keras yang mengambil alih Molineux pada 1948 dan menjadi pelatih termuda untuk memenangkan Piala FA saat berusia 31 tahun. Dia kemudian memimpin Wolves meraih tiga gelar juara liga, namun gagal meraih juara pada 1960 karena selisih satu angka tetapi memenangkan Piala FA sebagai kompensasi. Ketika Wolves mengalahkan tim penuh talenta asal Hungaria, Honved, dalam sebuah uji coba pada 1954, Cullis mengklaim timnya sekarang adalah 'juara dunia' dan itu membantu lahirnya Piala Champions.

Tetapi kemudian, Wolves mulai menurun dan Cullis didepak pada tahun 1964. Hampir 50 tahun berikutnya mereka tampak mustahil meniru kesuksesan yang ia bawa ke tim. Sebanyak 20 pelatih yang menjadi suksesor Cullis gagal total di Wolves.

Cerita yang mirip terjadi di Nottingham Forest sejak Brian Clough pensiun pada 1993. Era emas dalam sejarah klub, di mana Clough meraih satu-satunya gelar juara liga, empat Piala Liga, dan dua gelar Eropa, tidak mampu diulangi oleh 14 pelatih yang mencoba.

Menariknya, kebanyakan dari pelatih-pelatih legendaris tersebut diabadikan oleh klub-klub mereka melalui besi, baja, perak dan aspal. Ada gerbang Shankly dan patungnya di Anfield, tribun Revie dan patungnya di Elland Road, jalan Bill Nicholson dan patungnya di White Hart Lane, patung terkenal Chapman di Highbury dan patung baru di Emirates Stadium, tribun Stan Cullis di Molineux dan tribun Brian Clough di City Ground, patung Clough di tengah kota Nottingham dan mengubah nama jalan antara Nottingham dan Derby menjadi jalan Brian Clough.

Kemudian di Theatre of Dreams terdapat jalan Sir Matt Busby dan sebuah patung, dan tentu saja tribun Sir Alex Ferguson dan patungnya. 

Setiap trofi yang didapatkan Sir Alex mungkin menjadi kegemilangan United, tetapi itu juga membuat tantangan bagi suksesornya semakin berat. Karena mengikuti langkahnya, akan menjadi tugas yang mungkin tidak akan mendapatkan apresiasi. Bisakah David Moyes?



source: Goal.com

Sudah Injury Time, Fergie!


Pria tua itu terus mengunyah permen karet, wajahnya tampak tegang di pinggir lapangan. Sebentar-sebentar dia memberi instruksi kepada pemainnya, tak lama pria tua itu berteriak protes ke arah wasit yang mengusir Luis Nani dari lapangan.  

Dalam pertandingan itu, Manchester United tersingkir dari Real Madrid dengan kalah agregat 3-2 di babak 16 besar Liga Champions musim ini. Pria tua itu adalah Sir Alex Ferguson, pelatih United. Tak disangka, kekalahan dari Madrid ternyata menjadi laga terakhir Fergie (sapaan akrab Alex Ferguson) di kompetisi antar klub elite Eropa itu. Ya, akhir musim ini, Fergie memutuskan pensiun sebagai seorang pelatih. 

Usia Fergie telah menginjak 71 tahun, dan sesungguhnya dengan umur setua itu, tak mengejutkan bila seorang pelatih memutuskan pensiun. United beserta fans mereka pun pasti sadar, hari Fergie mengumumkan pengunduran dirinya, cepat atau lambat akan tiba. 

Hanya saja, tak ada yang menyangka Fergie akan mundur akhir musim ini. Mungkin ada yang berharap, "Setidaknya satu gelar Liga Champions lagi, Fergie!" 

Mungkin pada 2002 silam, Fergie bisa mengubah keputusan pensiunnya berkat bujukan Cathy, sang istri. Tapi tidak untuk sekarang. Fergie sadar dia sudah terlalu tua untuk pekerjaan ini.  

Lagipula, tak ada waktu yang lebih tepat untuk pensiun selain dengan mengantarkan United meraih gelar ke-20 Liga Inggris. 38 trofi sepanjang karier kepelatihannya di Old Trafford, termasuk 13 gelar Liga Inggris, dua mahkota Liga Champions, lima trofi FA Cup dan empat gelar Piala Liga, apa sebutan yang lebih layak selain fantastis?     

Tapi, apa jadinya bila United pada musim 1989-1990 gagal memenangi FA Cup? Saat ini, kita mungkin tidak akan melihat pria tua yang gemar mengunyah permen karet itu di sisi lapangan Old Trafford. Tidak ada cerita pelipis David Beckham yang luka akibat tendangan sepatu, tidak ada kisah Class of '92, dan tentu saja tak akan ada Fergie Time.

Di era sepakbola modern seperti sekarang, melihat seorang pelatih menangani hanya satu klub untuk rentang waktu lebih dari 10 tahun adalah hal luar biasa. Dan, Fergie melakukannya untuk 27 tahun! Dia bukan saja membangun United, tapi Fergie adalah United itu sendiri.

Fergie bisa dengan santai melepas pemain-pemain berlabel bintang seperti, Paul Ince, Ruud van Nistelrooy, David Beckham, Cristiano Ronaldo, atau Carlos Tevez, tapi Fergie tak pernah kehabisan stok pemain penggantinya. Fergie selalu tahu cara bertindak sebagai bos, memperlakukan para pemainnya, siapa pun pemain yang pernah diasuhnya tahu betapa dashyatnya hairdryer treatment.  

Keputusan pensiun Fergie akhir musim ini rasanya pun seperti injury time. Bisa saja dia pensiun ketika United menyamai torehan 18 gelar Liga Inggris milik Liverpool, tapi Fergie tidak melakukannya. Dia lebih suka mengalahkan torehan gelar Liverpool di sisa-sisa waktunya di Theatre of Dreams. Dia menggunakan Fergie Time-nya yang terkenal itu. 
 Musim depan, kita tak lagi melihat pria tua pengunyah permen karet di bangku cadangan United. Mungkin, seperti kita, dia akan menonton United dari layar televisi, atau mungkin Fergie memilih duduk bersama istrinya di teras rumah sambil minum secangkir teh, dan menikmati masa-masa pensiunnya. Ah, betapa fans United akan merindukannya nanti.



source: bola.okezone.com

Kamis, 02 Mei 2013

Sejarah Borussia Dortmund



Mungkin sebelumnya tak banyak yang tahu klub sepak bola yang satu ini. Ini loh Borussia Dortmund atau di sebut BVB (Ballspiel-Verein Borussia). Musim ini Dortmund terbilang mengejutkan karena Dortmund dapat mencapai final Liga Champions dengan menyingkirkan raksasa La Liga Real Madrid di semifinal setelah menang agregat 4-3. Sebelumnya, di penyisihan grup mereka tergabung dalam 'grup neraka' yang juga dihuni Real Madrid, Manchester City, dan Ajax Amsterdam. Mereka dapat lolos dari grup ini dengan status juara grup dan tanpa pernah menelan kekalahan.

Inilah sejarah singkat tentang berdirinya Borussia Dortmund :


Borussia Dortmund didirikan pada tahun 1909 karena sebab itu maka di logonya terdapat nomer 09 yang berarti menandkan tahun kelahiran dari Borussia Dortmund. Sekarang tim ini diketuai oleh Dr. Renhard Rauball, Direktur Michael Zorc. Memiliki stadium kebanggakan Dortmund yang bermarkas di Signal Iduna Park yang berkapasitaskan 81264 orang.

Sejarah singkat dari Borussia Dortmund. BV Borussia Dortmund adalah klub sepak bola di Jerman berbasis di kota Dortmund, Westphalia. Berdiri pada 19 Desember 1909. Banyak rintangan yang menghadang klub ini dan hingga akhirnya menjadi sukses di Bundesiga, walaupun sempat bangkrut pada tahun 1929 saat Tim itu berumur 20 tahun. Nama Borussia di ambil dari bahasa latin, Prussia. Borussia yang sebelumnya dikenal sebagai warna biru putih dengan kaloborasi warna merah di baju dan hitam dicelana. Baru memasuki tahun 1913 warna hitam kuning diperkenalkan publik dan hingga saat ini menjadi Jersey kebanggaan.
Dari awal terbentuk Dortmund tidak memiliki presetasi gemilang, hingga memasuki tahun 80-an hingga awal 2000 Dortmund menuai masa jayanya.


BVB bermarkas di Signal Iduna Park yang berkapasitas 81.264 orang

Daftar Gelar Juara BVB :

8 kali juara Bundesliga (1955/56, 1956/57,
1962/63, 1994/95, 1995/96, 2001/02, 2010/11,
2011/12)

3 kali juara Piala Jerman (1964/65, 1988/89,
2011/12)

4 kali juara Piala Super Jerman (1989, 1995,
1996, 2008)

1 kali juara Liga Champions (1997)

1 kali juara Piala Winners (1966)

1 kali Interkontinental FIFA / Piala Dunia
Antarklub (1997)



source: enfonesia.com

Lolos Ke Final Liga Champions Momen Terbaik Robert Lewandowski


Kelolosan Borussia Dortmund ke babak pamungkas Liga Champions musim ini tentu membuat seluruh pemain mereka amat bahagia.

Striker Robert Lewandowski bahkan menyebut pencapaian tersebut merupakan yang terbaik sepanjang kariernya sebagai pesepakbola profesional sejauh ini.

Ujung tombak Polandia itu sendiri berperan penting dalam kelolosan Dortmund berkat torehan empat golnya pada semi-final leg pertama. Madrid "hanya" mampu membalas 2-0 di Santiago Bernabeu sehingga tetap tersingkir 4-3.

"Ini momen terbaik dalam karier saya karena kami berhasil mencapai final," kata Lewandowski seusai perhelatan leg kedua.

"Tentu saja ini laga malam ini sangat sulit karena segalanya sempat baik-baik saja sampai mereka mencetak gol pertama, tapi setelahnya keadaan jadi sedikit berbahaya."

"Kami berusaha menjaga ketenangan dan akhir laga tak lagi jadi masalah karena kami berhasil lolos. Lima menit terakhir sangat menegangkan, itu bahkan terasa seperti sepuluh menit buat saya, bukan lima. Setelahnya kami sangat senang."

"Bagi saya dan tim ini adalah kali pertama kami bisa lolos ke final ajang sebesar ini, tapi kami harus menanti siapa yang akan kami hadapi."

"Kami punya waktu tiga minggu sampai laga final nanti dan harus bersiap sebaik mungkin untuk itu."

Calon lawan Dortmund akan ditentukan hasil laga antara Barcelona dan Bayern Munich di Camp Nou, nanti malam, di mana kubu tamu memegang keunggulan agregat sementara 4-0.


source: Goal.com

Album Baru One Direction Dirilis Natal 2013



Kabar gembira bagi fans One Direction. Boyband yang tengah naik daun ini sedang mengerjakan album baru yang rencananya bakal dirilis akhir tahun ini.

"Kami telah memulai rekaman album. Kami sudah memulainya satu bulan yang lalu," ujar salah satu personel One Direction, Louis Tomlinson pada Daily Star Sunday.

Louis menjelaskan bahwa ia dan kawan-kawannya menulis dan merekam lagu-lagu baru di sela-sela tur. Meski tak mau tergesa-gesa, lima sekawan ini mematok akhir tahun album itu bakal dirilis.

"Kami menulis lagu dan merekamnya di sela-sela tur. Kami sangat bahagia dengan ini. Kami tidak ingin disibukkan dengan ini semua, tapi album ini bakal keluar Natal mendatang," tambah Louis.

Sebelumnya One Direction telah merilis dua album yang bisa dibilang meraih sukses besar. Dua album itu adalah UP ALL NIGHT dan TAKE ME HOME.


source: KapanLagi.com