Jumat, 27 September 2013

FF 1D - Loved You First Part 5

LOVED YOU FIRST
Part 5


Under the lights tonight, I turned around. 
And you stole my heart, With just one look.
When I saw your face, I fell in love.
It took a minute girl, To steal my heart tonight.

There is no other place that I would rather be, 
Right here with you tonight.
As we lay on the ground I put my arms around you, 
And we can stay here tonight.
There's so much I wanna say
I wanna say..............


*****

Clarissa POV


Zayn melingkarkan kedua tanganku di bahunya dan kemudian meletakkan tangannya di pinggangku. Tubuh kami bergerak mengikuti setiap alunan musik lembut yang mengiringi kami berdua. Dan remang-remang cahaya lampu menjadi satu-satunya penerangan di ruangan ini.

Dengan samar, kutatap kedua bola mata Zayn yang saat ini juga menatapku. Dengan jarak yang sangat dekat. Dapat kurasakan tatapan Zayn yang tajam, tetapi sangat meneduhkan. Membuat jantungku berdetak tak karuan. Membuat perutku terasa mulas. Dan membuat sekujur tubuhku lemas, mati rasa.

Hangatnya nafas Zayn kurasakan semakin kencang berhembus. Semakin lama wajah Zayn semakin dekat dengan wajahku, hingga pada akhirnya bibir kami saling bertautan.


*****


Di liburan musim panas ini rasanya malas untukku bangun pagi-pagi. Tapi aku harus sadar diri, sekarang aku ‘numpang’ di rumah The Boys. Tak sepantasnya aku bermalas-malasan. Segera aku bergegas turun ke dapur di lantai bawah guna menyiapkan sarapan untuk The Boys.

Namun, langkahku terhenti karena kulihat dari belakang Liam sedang asik menonton TV di ruang tengah. Diantara personil The Boys lainnya, mungkin bisa dibilang Liam lah yang paling rajin bangun pagi.

“Liam?” sapaku.

Liam menoleh ke belakang. “Oh, hai Clarissa. Sudah bangun?”

Aku lalu berjalan menghampiri tempat Liam duduk. “Ya, baru saja. Kau sendiri? Sudah dari tadi?”

“Ya begitulah. Anyway, kau belum sarapan kan? Mau roti?” kata Liam sambil menunjuk roti tawar dan selai yang terletak di atas meja di hadapannya.

“Oh, sebenarnya aku barusan berniat ingin membuatkan sarapan Liam.”

“Tidak usah repot-repot, Cla.”

“Tapi....” belum sempat aku melanjutkan kalimatku, Liam lebih dulu memotongnya.

“Sudahlah, duduk saja dulu. Lagipula ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu,”

“Hmm.. baiklah.” Aku menuruti perkataan Liam dan kemudian duduk di sampingnya. “Kenapa Liam? Hal penting apa yang ingin kau bicarakan denganku?”

“Kau tau kan dua minggu lagi adalah hari jadi One direction yang ke-3?

“Oh, iya iya. Why?” tanyaku antusias.

“Nah, jadi begini. Aku ingin kau membantu kami mempersiapkan pesta perayaan khusus. Jadi hanya beberapa Directioners dan kerabat dekat kami saja yang datang.”

“Oh baiklah aku mengerti Liam. Dengan senang hati aku akan membantu kalian mempersiapkan semuanya.”

“Thanks Cla. Oh ya, satu hal yang perlu kau ketahui juga bahwa satu hari sebelum pesta perayaan itu, kami akan konser di London National Park untuk menyambut hari jadi kami. Jadi aku harap kau benar-benar bisa me-manage semuanya. I trust you, Cla,” kata Liam dengan yakin padaku.

“I will, Liam. Thanks sudah mempercayaiku untuk melakukannya. Aku akan berusaha keras. That’s my pleasure.”

“Good passion, Cla! You are very nice girl. Tak salah jika banyak laki-laki yang mengejarmu,” kata Liam sembari tersenyum padaku.

“Ah kau ini bisa saja. Tidak, I’m just an ordinary girl.”

“Haha aku rasa itulah yang membuatmu banyak disukai pria, Cla. You’re humble! By the way, bagaimana kemarin dating dengan Zayn?”

Seketika itu juga pipi ku memerah. Aku menjadi gugup untuk menjawab pertanyaan Liam yang terakhir. “Hmm....”

“What’s wrong, Clarissa? Semuanya baik-baik saja kan? Kalo kau mau, kau bisa menceritakannya padaku. Tak perlu malu. Aku janji tak akan memberitahukan ini pada siapapun. Trust me,” kata Liam meyakinkan.

“Iya, Liam. Semua berjalan baik-baik saja. Aku pikir Zayn itu orangnya cuek, usil, dan menyebalkan. Tapi ternyata dia orangnya sangat romantis. Dia berhasil membuatku terkesan.” Tanpa kusadari, aku tersenyum sedari tadi menceritakan hal ini.

Liam terlihat langsung mengerti apa yang ku rasakan pada Zayn dari reaksi ku dan menangkap rona di wajahku. I think he knows that I’m in love with Zayn.
 “Yeah, Zayn memang usil dan jahil. Tapi terhadap orang yang dia sukai, dia berubah menjadi sangat lembut dan romantis.”

“Maksudmu?” tanyaku tak mengerti.

“haha, aku yakin kau pasti akan tau maksudku nanti. Lalu, bagaimana dengan Niall?”

“Niall? Kenapa tiba-tiba kau bertanya tentang Niall, Liam?”

“Oh, bukan apa-apa kok. Aku hanya ingin tau Niall menurutmu?”

“Hmm.. Aku rasa Niall itu lucu, dia orangnya asik dan dia juga romantis. Sangat menyenangkan menghabiskan waktu bersamanya. Aku rasa akan sangat beruntung gadis yang bisa mendapatkannya suatu saat.”

“Jadi kau suka padanya?” tanya Liam.

“Suka pada Niall? Yeah, tentu saja aku menyukainya. Awalnya aku juga bingung terhadap perasaanku padanya. Tapi sekarang aku menyadari bahwa perasaanku terhadapnya hanya sebatas suka dan kagum saja. Aku sangat senang bisa dekat dan mengenalnya.”

“Okay, I see. Thanks kau sudah mau membagi cerita padaku, Cla. Aku hanya bisa berharap semoga kau mendapatkan yang terbaik.”

“Tidak, Liam. Akulah yang seharusnya berterimakasih padamu karena mau mendengarkan ceritaku,” kataku sembari tersenyum pada Liam. Liam pun membalasnya dengan senyuman.


*****

Author POV

Malam hari terasa sangat gerah. Clarissa memutuskan untuk berenang di kolam renang yang terletak di taman belakang rumah The Boys. Sekarang ia dapat berenang kapanpun ia mau. Entah kenapa, hari ini terasa sangat penat dan melelahkan baginya.

Sedang asyiknya berenang kesana kemari, tiba-tiba kaki Clarissa kram. Ia kehilangan keseimbangan dan tak bisa mengendalikan dirinya. Dia berusaha berteriak semampunya meminta bantuan. “Tolongggggg!” Berulang kali ia berusaha naik ke permukaan untuk mengucapkan kalimat tersebut.

“Tolongggggg.....!” suara itu terdengar samar-samar oleh The Boys yang sedang berkumpul di ruang tengah.

“Hey, guys! Kalian dengar itu?” tanya Louis.

“Uh, Clarissa!” kata The Boys serempak dan langsung terlihat panik. Mereka langsung bergegas lari ke taman belakang memastikan apakah sesuatu yang terjadi pada Clarissa.

Mereka kaget mendapati Clarissa yang hampir tenggelam dan berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.

“I will save her!” kata Zayn yang ingin melompat namun lebih dulu dicegah Liam.

“No, Zayn! You can’t swim, itu akan membahayakan dirimu juga,” kata Liam.
Tiba-tiba dari belakang Niall langsung melompat dan berenang untuk menyelamatkan Clarissa. Zayn terlihat shock dan menyesal karena tak dapat melalukan apapun untuk menyelamatkan Clarissa.

Setelah berhasil tertolong, Niall menyandarkan tubuh Clarissa dalam keadaan pingsan di dekat kolam dengan bantuan The Boys.

“Come on, Cla! Wake!” kata Niall sembari menekan perut Clarissa untuk mengeluarkan air kolam yang terlalu banyak masuk ke dalam tubuhnya.

“Aku rasa dia harus diberi nafas buatan, Niall,” saran Harry.

“What?” sahut Zayn.

“Iya, benar. Come on Niall! Do it for Clarissa!” perintah Louis.

Niall pun mengangguk dan kemudian memberi Clarissa nafas buatan.

Zayn sangat hancur saat menyaksikan kejadian tersebut. Namun, ia juga tak dapat melakukan hal apapun untuk mencegahnya karena itu juga untuk kebaikan Clarissa. Tak bisa dipungkiri ia muak melihatnya, ingin rasanya ia meninggalkan tempat ini secepatnya.

Tak berapa lama Clarissa sadar. Ia tersedak sedak karena terlalu banyak menelan air. Dengan spontan, Niall langsung memeluk Clarissa. Membuat Clarissa pun tersentak.

“Oh God. Thank You! Syukurlah kau sadar Cla. You know, aku sangat mencemaskanmu,” ujar Niall.

“Yeah, I’m alright Niall. Thanks sudah menyelamatkanku. Maaf juga sudah membuat kalian khawatir. I’m so sorry.”

“Did you know? Bagiku, keselamatanmu adalah yang terpenting,” ucap Niall yang seketika itu juga membuat Clarissa bertanya-tanya dalam hati. Apa maksud Niall? Kenapa dia begitu peduli padanya? Kenapa Niall terlihat sangat mengkhawatirkannya?

“Baiklah, kalian bisa lanjutkan adegan mesra ini di dalam,” goda Louis. Seketika itu juga Niall melepaskan pelukannya dari Clarissa.

“Iya, lebih baik kau beristirahat di dalam, Cla. Kau juga Niall. Lihatlah kalian basah kuyup seperti itu, pasti kalian kedinginan” sahut Liam. Clarissa mengangguk mengiyakan.

“Baiklah, ayo biar kuantar kau ke dalam.” Niall langsung meraih tangan Clarissa dan merangkulnya masuk ke dalam. Diikuti Harry dan Louis di belakangnya.

Liam tau apa yang dirasakan Zayn yang sedari tadi hanya diam, berusaha membujuk temannya itu untuk masuk ke dalam.

“Masuklah, Zayn! Come on brother!” bujuk Liam sembari merangkul bahu Zayn.

Zayn pun mengikuti Liam tanpa berkata apapun. Kakinya telihat sangat berat untuk melangkah. Badannya juga terlihat sangat lemas.

Di sisi lain, Zayn merasa lega karena Clarissa berhasil tertolong, namun masih ada rasa penyesalan dalam dirinya, kenapa bukan dia yang menolong Clarissa? Pertanyaan itulah yang daritadi berputar di kepalanya. Membuatnya merasa tak berguna karena tak dapat melakukan apapun untuk menolong Clarissa. Ia pun juga bingung dengan apa yang dirasakannya. Kenapa dia begitu mencemaskan Clarissa? Kenapa dia merasa cemburu pada Niall? Apakah dia telah jatuh hati pada Clarissa? Saat ini Zayn merasakan kegalauan yang hebat sedang menyelimuti dirinya.


*****


I'm broken, do you hear me?
I'm blinded cause you are everything I see
I'm dancing, alone
I'm praying that your heart will just turn around

And as I walk up to your door
My eye turns to face the floor
Cause I can't look you in the eyes and say

When he open his arms
And holds you close tonight
It just won't feel right
Cause I can love you more than this, yeah
When he lays you down, I might just die inside
It just don't feel right
Cause I can love you more than this
Can love you more than this

If I'm louder, would you see me?
Would you lay down in my arms and rescue me?
Cause we are, the same
You saved me, but when you leave it's gone again
And then I see you on the street
In his arms, I get weak
My body fails I'm on my knees, praying..
 .........................................................


<< Previous Part | Next Part >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar